Dilema…
Sejarah kedua dalam hidup saya, ketika harus memilih. Ketika logika dan ego harus berperang. Mengorbanan hati yang harus teriris ketika keputusan tercipta kelak. Saya hanya berusaha memantaskan diri. Ya. Memantaskan diri untuk mendapatkan sesuatu. Hanya terkadang anda salah mengartikan.
Seperti tak peduli, memang.
Seperti menyia-nyiakan, memang.
Seperti tidak pernah menganggap ada, memang.
Seperti tidak pernah menghormati, memang.
Seperti mau tapi tak mau, memang.
Kalau saya seperti tidak peduli, itu artinya saya mencoba membiarkan anda tidak terlarut dengan semuanya.
Kalau saya seperti menyia-nyiakan anda, ketahuilah bahwa anda yang paling berharga.
Kalau saya seperti tidak pernah menganggap ada, andai anda tahu bahwa di sudut ruang hati saya, disitulah anda berada.
Kalau saya seperti tidak menghormati anda, sadarlah bahwa dengan ini saya menghormati anda.
Kalau anda berpikir saya seperti mau tapi tak mau, ketahuilah. Saya sangat menginginkannya. Nanti, bukan saat ini.
Saya hanya memantaskan diri untuk anda. Saya berusaha untuk menjadi penyeimbang di samping anda. Saya jauh, jatuh tertinggal di belakang anda. Di saat anda berlari, saya masih berjalan di belakang. Hanya beberapa tumpuan yang saya jadikan pegangan.
Ya… saya memang dilemma. Saya hanya berusaha memantaskan diri untuk anda…
Sejarah kedua dalam hidup saya, ketika harus memilih. Ketika logika dan ego harus berperang. Mengorbanan hati yang harus teriris ketika keputusan tercipta kelak. Saya hanya berusaha memantaskan diri. Ya. Memantaskan diri untuk mendapatkan sesuatu. Hanya terkadang anda salah mengartikan.
Seperti tak peduli, memang.
Seperti menyia-nyiakan, memang.
Seperti tidak pernah menganggap ada, memang.
Seperti tidak pernah menghormati, memang.
Seperti mau tapi tak mau, memang.
Kalau saya seperti tidak peduli, itu artinya saya mencoba membiarkan anda tidak terlarut dengan semuanya.
Kalau saya seperti menyia-nyiakan anda, ketahuilah bahwa anda yang paling berharga.
Kalau saya seperti tidak pernah menganggap ada, andai anda tahu bahwa di sudut ruang hati saya, disitulah anda berada.
Kalau saya seperti tidak menghormati anda, sadarlah bahwa dengan ini saya menghormati anda.
Kalau anda berpikir saya seperti mau tapi tak mau, ketahuilah. Saya sangat menginginkannya. Nanti, bukan saat ini.
Saya hanya memantaskan diri untuk anda. Saya berusaha untuk menjadi penyeimbang di samping anda. Saya jauh, jatuh tertinggal di belakang anda. Di saat anda berlari, saya masih berjalan di belakang. Hanya beberapa tumpuan yang saya jadikan pegangan.
Ya… saya memang dilemma. Saya hanya berusaha memantaskan diri untuk anda…
0 cuap2 on "...."
Posting Komentar
Biar ga ikutan dodol....kirim komentarnya yaw...